Siapa Guru Tua

waktu baca 3 menit
Sayid Idrus bin Salim Aljufri bersama murid - muridnya.

Guru Tua, atau Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri, adalah sosok ulama besar yang mengabdikan hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa dan melawan penjajahan dengan ilmu. Lahir di Hadramaut, beliau hijrah ke Indonesia dengan satu tujuan mulia, membangun peradaban yang berlandaskan ilmu dan keimanan.

Di tengah gelombang kolonialisme, beliau hadir sebagai cahaya bagi rakyat yang haus akan pendidikan dan kebebasan.

🔰Perjuangan dalam Mencerdaskan Anak Bangsa

Di tengah keterbatasan dan ketidakadilan kolonial, Guru Tua dengan tekad membaja mendirikan Madrasah Alkhairaat di Palu pada tahun 1930. Dengan sumber daya yang minim, namun penuh keberanian, beliau membuka gerbang ilmu bagi siapa saja tanpa memandang suku atau status sosial.

Baginya, pendidikan adalah hak setiap insan, bukan hak istimewa segelintir orang.Di dalam kelas-kelas sederhana yang beratapkan harapan, beliau mendidik generasi muda dengan ilmu agama dan ilmu umum, mengajarkan mereka tentang kebijaksanaan, kejujuran, dan keberanian.

Setiap kata yang terucap dari lisannya adalah api yang membakar semangat murid-muridnya untuk berjuang, bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi untuk masa depan bangsa.Madrasah Alkhairaat tidak hanya mencetak ulama, tetapi juga pemikir, pemimpin, dan pejuang yang kelak akan meneruskan cita-citanya.

Kini, ratusan cabang sekolah dan pesantren yang beliau dirikan terus menyalakan obor pendidikan, meneruskan perjuangannya yang tak pernah padam.

🔰 Perlawanan terhadap PenjajahNamun, perjuangan Guru Tua tidak berhenti di dunia pendidikan. Dalam bayang-bayang kekejaman penjajah, beliau berani berdiri tegak, menolak tunduk kepada kolonial Belanda dan Jepang.

Dengan penuh keberanian, beliau menanamkan semangat kebangsaan di hati para santrinya. Ia menolak tunduk pada penjajah, mengajarkan murid-muridnya bahwa kemerdekaan bukanlah pemberian, tetapi sesuatu yang harus diperjuangkan!Ketika Jepang berusaha membungkam suara kebenaran, Guru Tua tidak gentar.

Ia terus mengajarkan nilai-nilai Islam, persatuan, dan perlawanan terhadap penindasan. Tekanan, ancaman, bahkan bahaya tidak membuatnya mundur selangkah pun. Jiwa patriotisme dan semangat perjuangannya tidak hanya menjadi ilham bagi santrinya, tetapi juga bagi rakyat yang menginginkan kebebasan.

🔰 Warisan dan PengaruhHari ini, meskipun Guru Tua telah tiada, semangat dan jasanya tetap hidup dalam setiap sudut negeri. Alkhairaat terus berkembang, menjadi benteng pendidikan yang mencetak generasi penerus yang berilmu, berakhlak, dan berjiwa patriot.

Perjuangannya mengajarkan kita bahwa melawan penjajahan tidak selalu dengan senjata, tetapi juga dengan ilmu dan akhlak. Bahwa kebodohan adalah bentuk penjajahan paling berbahaya, dan pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk melawannya.

Guru Tua adalah bukti bahwa seorang ulama tidak hanya mengajarkan doa, tetapi juga membimbing umat menuju kejayaan. Bahwa seorang pendidik bukan sekadar pengajar, tetapi pemimpin yang membentuk karakter dan masa depan bangsa.Semangatnya tidak akan pernah pudar.

Perjuangannya tidak akan pernah berakhir. Karena selama masih ada anak bangsa yang haus akan ilmu, selama masih ada rakyat yang mendambakan keadilan, api perjuangan Guru Tua akan terus menyala—menerangi negeri ini dengan cahaya ilmu dan kebebasan.